Penulis: Gilang Ananda, S.Kom
Genre whodunnit merupakan salah satu sub-genre dari film misteri yang mengajak penonton untuk ikut menebak siapa pelaku utama dari suatu kejahatan, biasanya pembunuhan. Nama whodunnit berasal dari frasa “Who has done it?” yang berarti “Siapa pelakunya?”. Film dengan genre ini umumnya menyuguhkan cerita yang penuh teka-teki, banyak tersangka, dan plot twist yang membuat penonton terus menebak hingga akhir cerita.
Sumber: Generate by chatgpt.com
Ciri khas utama film whodunnit adalah struktur naratifnya yang menyerupai permainan teka-teki. Biasanya, cerita dimulai dengan terjadinya kejahatan, diikuti oleh penyelidikan yang dilakukan oleh detektif, polisi, atau bahkan karakter biasa yang tertarik untuk memecahkan misteri. Sepanjang film, penonton diperkenalkan pada berbagai karakter yang semuanya tampak memiliki motif dan kesempatan untuk melakukan kejahatan tersebut. Petunjuk-petunjuk kecil tersebar di sepanjang cerita, namun sering kali dibalut dengan misdirection petunjuk palsu yang sengaja dibuat untuk menyesatkan.
Sumber: filmofilia.com
Film whodunnit memiliki akar yang kuat dari dunia sastra, terutama dari karya Agatha Christie seperti Murder on the Orient Express. Adaptasi dari novel-novel Christie hingga kini masih menjadi tolok ukur keberhasilan genre ini, berkat penokohan yang kuat dan alur cerita yang rumit namun logis. Dalam film modern, genre ini tetap hidup dan mengalami kebangkitan berkat karya seperti Knives Out (2019) karya Rian Johnson, yang menyuguhkan nuansa klasik namun dengan pendekatan yang segar dan kontemporer. Ada juga series yang sedang hangat The Residence (2025) karya Paul William Davis.
Salah satu daya tarik besar dari film whodunnit adalah keterlibatan aktif penonton. Tidak seperti film thriller atau horor yang sering kali fokus pada ketegangan dan aksi, whodunnit menuntut penonton untuk memperhatikan detail, mengingat informasi, dan membuat dugaan. Banyak penonton menikmati tantangan untuk “mengalahkan” film dengan menebak pelaku sebelum klimaks terungkap.
Sumber: nytimes.com
Meski begitu, whodunnit bukan tanpa tantangan. Penulisan naskah genre ini membutuhkan kehati-hatian ekstra agar alur tetap masuk akal, petunjuk relevan namun tidak terlalu mencolok, serta akhir yang memuaskan, logis dan realistis. Jika salah satu elemen tersebut gagal, film bisa terasa membingungkan atau terlalu mudah ditebak. Genre ini juga terus berinovasi dengan menggabungkan elemen dari genre lain seperti komedi, drama, bahkan fiksi ilmiah. Contohnya, Glass Onion (2022) karya Rian Johnson yang memadukan whodunnit dengan elemen futuristik dan wabah Covid-19, menjadikannya relevan dengan penonton kala itu bahkan masa kini.
Secara keseluruhan, genre whodunnit adalah bentuk hiburan yang menggabungkan logika, intuisi, dan cerita yang memikat. Dengan menempatkan penonton dalam posisi detektif, genre ini menciptakan pengalaman menonton yang aktif dan interaktif. Dalam dunia perfilman yang penuh dengan aksi cepat dan efek visual, whodunnit tetap menjadi genre yang mengandalkan kekuatan cerita dan kecerdikan narasi.
Editor: Jaya Ridho Nugroho, S.Kom
Referensi:
- TheCinematicJournal, An Evolution of whodunnit, 2023
- Kompas.com, Apa itu genre film whoodunnit, 2023
- About Netflix, Drama Misteri Pembunuhan baru dari Shondoland, The Residence, 2022
- The Guardian, Whodunnit? Did Agatha Christie ‘borrow’ the plot for acclaimed novel?, 2020
- Dominique Sipière, ‘What Hitchcock Taught Us about Whodunnits’, Sillages critiques, 6 | 2004, 149-155.