Penulis: Alfirqan Anshari, S.K.M., M.P.H.
Stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis pada anak masih menjadi salah satu tantangan utama pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. Di Provinsi Kepulauan Riau, isu ini membutuhkan perhatian khusus meski wilayah ini termasuk kawasan pesisir yang relatif berkembang. Data terbaru Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 yang dirilis pada Mei 2025 memperlihatkan gambaran terbaru prevalensi stunting di berbagai kabupaten/kota, serta kondisi layanan kesehatan balita dan tingkat pengetahuan masyarakat terkait stunting.
Photo by Kemennkes-BKPK
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dalam sambutannya saat mengumumkan hasil SSGI 2024 pada 27 Mei 2025 menegaskan komitmen kuat pemerintah untuk menurunkan angka stunting nasional menjadi 14,2% pada tahun 2029, sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang disusun bersama Sekretariat Wakil Presiden dan Bappenas. Beliau juga mengingatkan target penurunan stunting pada 2025 adalah 18,8%, yang membutuhkan upaya lebih keras dan kolaborasi lebih erat, terutama di enam provinsi dengan jumlah balita stunting terbesar.
Photo by Alfirqan Anshari
Prevalensi Stunting di Provinsi Kepulauan menduduki peringkat ke delapan terendah dari 36 Provinsi yang dilakukan survey, setelah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung. Tingkat stunting di Kepulauan Riau bervariasi antar wilayah. Kabupaten Karimun mencatat angka tertinggi sebesar 21,4%, diikuti oleh Lingga (19,8%) dan Natuna (18,5%). Di sisi lain, Kota Tanjung Pinang menunjukkan angka terendah, yakni 12,9%, disusul oleh Kota Batam dengan 14,0% dan Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 15,8%. Meskipun angka stunting di sebagian wilayah di bawah rata-rata nasional (19,8%), masih ada daerah dengan tingkat prevalensi yang cukup tinggi, menunjukkan perlunya intervensi yang lebih spesifik.
Photo by Alfirqan Anshari
Akses Layanan Kesehatan Masih Terbatas
Satu tahun terakhir, cakupan layanan dasar pemantauan pertumbuhan balita di Kepulauan Riau masih tergolong rendah: Pemantauan LiLA (Lingkar Lengan Atas) hanya 36,6% balita yang mendapatkan layanan ini. Konseling gizi kepada orang tua/pengasuh hanya menjangkau 26,0% dari populasi sasaran. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam pelayanan kesehatan dasar yang dapat berdampak langsung terhadap deteksi dini dan penanganan masalah gizi anak.
Pengetahuan Masyarakat Masih Rendah
SSGI 2024 mencatat bahwa hanya 0,2% masyarakat di Kepulauan Riau yang memiliki pengetahuan dan sikap yang tepat tentang pengertian, penyebab, cara pencegahan, dan dampak stunting. Ini merupakan tantangan besar dalam upaya pencegahan jangka panjang, karena rendahnya pemahaman masyarakat bisa menghambat perubahan perilaku yang dibutuhkan.
Photo by Alfirqan Anshari
Langkah Strategis Penanggulangan Stunting
Upaya untuk menurunkan prevalensi stunting secara berkelanjutan di wilayah Kepulauan Riau, beberapa strategi berikut dapat menjadi acuan:
- Penguatan layanan kesehatan dasar: Meliputi upaya intensif dalam pemantauan tumbuh kembang anak, penyuluhan gizi, pemberian suplemen seperti vitamin, imunisasi rutin, serta edukasi mengenai pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat.
- Peningkatan literasi masyarakat: Perlu digencarkan kampanye informasi melalui berbagai media dan kegiatan edukatif di tingkat komunitas, yang menekankan pentingnya periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan dalam mencegah stunting.
- Prioritaskan wilayah dengan kasus tinggi: Daerah yang mencatatkan angka stunting tertinggi, seperti Karimun dan Lingga, harus menjadi sasaran utama intervensi agar penurunan angka stunting lebih signifikan dan merata.
- Perkuat sinergi antar sektor: Upaya penanggulangan stunting harus melibatkan kerja sama lintas bidang, seperti pendidikan, sanitasi lingkungan, dan perlindungan sosial, guna mengatasi akar permasalahan secara menyeluruh.
Photo by Alfirqan Anshari
Penurunan angka stunting tidak hanya membutuhkan intervensi medis dan gizi, tetapi juga perubahan sosial dan edukasi masyarakat. Dengan dukungan lintas sektor dan strategi yang tepat sasaran, Kepulauan Riau dapat menjadi provinsi yang berhasil menurunkan stunting secara signifikan dalam waktu dekat.
Editor: Ambar Wulan S.T
Referensi: SSGI 2024, Kementerian Kesehatan RI (rilis Mei 2025).