Penulis: Leonardo, S.Ars., dan Yulias Hidayah, S.Ak. | Editor: Ambarwulan, S.T.
Pada tanggal 2 Oktober 2025, Habitat for Humanity Indonesia kembali mengadakan rapat daring bersama Program Studi Arsitektur Universitas Internasional Batam (UIB) untuk membahas kelanjutan proyek rumah tinggal terjangkau yang akan dilakukan retrofit dengan penerapan desain pendinginan pasif. Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari kedua institusi, antara lain Ibu Stivani Ayuning Suwarlan, Leonardo, dan Erlangga Turner dari UIB; Bapak Jim Kendall dari Habitat for Humanity ASEAN; Bapak Vivek Gilani dari cBalance Solutions Hub India; serta perwakilan Habitat for Humanity Indonesia, Bapak Karen Dasen dan Bapak Paulus Punjung Widodo.
(Implementasi roof garden oleh cBalance Solutions)
Dalam pertemuan tersebut, Bapak Vivek Gilani memaparkan berbagai strategi pendinginan pasif yang telah berhasil diterapkan pada rumah terjangkau di India. Ia menjelaskan pendekatan desain yang menitikberatkan pada penggunaan internal radiant barrier berupa lembaran aluminium reflektif yang dipasang di bawah genteng dan pada bagian dalam tirai. “Pendekatan ini mampu menurunkan panas secara signifikan tanpa menambah biaya operasional, sekaligus tetap mempertahankan kenyamanan termal penghuni,” ujar Vivek dalam pemaparannya. Selain itu, ia juga mengusulkan penerapan roof garden sebagai solusi berkelanjutan yang ramah ekonomi dan lingkungan.
(Instalasi internal radiant barrier pada tirai luar ruangan)
Usai presentasi, sesi diskusi berlangsung aktif dengan berbagai masukan dari peserta rapat. Bapak Jim Kendall menyoroti aspek efisiensi penggunaan air dalam desain tersebut, sementara Bapak Paulus Punjung Widodo menekankan pentingnya menyesuaikan strategi pendinginan dengan kondisi geografis Pulau Batam yang bercirikan iklim tropis dan lingkungan kepulauan. Menanggapi hal tersebut, Bapak Vivek menyampaikan optimisme bahwa konsep ini dapat diadaptasi dengan penyesuaian teknis tertentu agar tetap efektif di konteks Indonesia.
(Pertemuan masyarakat di India dalam sosialisasi strategi co design, yang akan diadopsi di Batam, Indonesia)
Sebagai penutup, Bapak Vivek menyampaikan rencana untuk melibatkan rekan teknis dari cBalance Solutions Hub dalam pertemuan selanjutnya guna membahas detail implementasi desain. “Kami berharap kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan desain rumah yang sejuk dan efisien, tetapi juga menjadi contoh nyata solusi arsitektur berkelanjutan untuk masyarakat berpenghasilan rendah,” ungkapnya menutup sesi diskusi.
Program Sarjana Arsitektur
Universitas Internasional Batam