Perkembangan Material Konstruksi Berbasis Daur Ulang

Penulis: Siska Dwi Wulan Ndari (2511043)

Industri konstruksi termasuk sektor yang menghasilkan banyak limbah dan gas rumah kaca. Banyak bahan bangunan seperti beton, baja, dan plastik berasal dari sumber daya alam yang terbatas. Karena itu, sekarang mulai dikembangkan bahan bangunan yang bisa didaur ulang agar pembangunan bisa lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Gambar 1. Perkembangan material konstruksi berbasis daur ulang

A. Jenis Material Daur Ulang dalam Konstruksi

1. Beton daur ulang (Recycled Concrete Aggregate / RCAI)

Sisa-sisa beton dari bangunan yang dibongkar bisa dihancurkan lalu digunakan lagi sebagai bahan pengganti kerikil atau pasir. Penelitian menunjukkan beton daur ulang bisa menggantikan hingga 50% bahan alami tanpa menurunkan kekuatannya. (Sumber: Buildings Journal, MDPI, 2024)

2. Aspal daur ulang (Reclaimed Asphalt Pavement / RAP)

Aspal dari jalan lama bisa diproses kembali untuk dipakai pada proyek jalan baru. Cara ini mengurangi penggunaan bahan baru dan bisa menekan biaya pembangunan. (Sumber: Journal of Cleaner Production, ScienceDirect, 2023)

3. Bata dan paving dari limbah plastik

Plastik bekas dapat diolah menjadi bahan bangunan seperti bata atau paving. Hasilnya kuat, ringan, tahan air, dan membantu mengurangi sampah plastik. (Sumber: Scientific Reports, Nature, 2025)

4. Kayu dan baja bekas bangunan

Kayu dan baja dari bangunan lama bisa dipakai lagi tanpa kehilangan kekuatan, sehingga sesuai dengan konsep ekonomi sirkular yang mengutamakan penggunaan ulang bahan. (Sumber: ResearchGate, 2023)

B. Manfaat Penggunaan Material Daur Ulang

  1. Mengurangi sampah dari proyek konstruksi dan menghemat sumber daya alam.
  2. Menurunkan emisi karbon hingga 30–40%.
  3. Menghemat biaya pembangunan.
  4. Mendukung gerakan green building dan kesadaran akan pentingnya lingkungan.

C. Tantangan dan Solusi

Meskipun potensinya besar, penerapan material daur ulang masih menghadapi sejumlah kendala:

  • Kualitas material kadang belum sebaik bahan baru.
  • Belum adanya standar nasional yang mengatur penggunaan material daur ulang di proyek besar.
  • Biaya pengolahan awal yang masih relatif tinggi.

Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan:

✅ Peningkatan riset dan inovasi teknologi,
✅ Dukungan regulasi dan insentif pemerintah, serta
✅ Kolaborasi antara pemerintah, universitas, dan industri konstruksi untuk menciptakan ekosistem pembangunan berkelanjutan.

D. Kesimpulan

Material konstruksi daur ulang menjadi langkah penting untuk membangun masa depan yang lebih hijau. Dengan riset yang berkelanjutan, dukungan pemerintah, dan kesadaran masyarakat, Indonesia berpotensi menjadi negara pelopor dalam pembangunan ramah lingkungan di Asia Tenggara

Editor: Ade Jaya Saputra, S.T., M.Eng.

Referensi

  1. Buildings Journal (2024). Enhancing Concrete Sustainability: A Critical Review of Recycled Aggregate Concrete Performance. https://www.mdpi.com/2075-5309/15/8/1361
  2. Journal of Cleaner Production (2023). Integrating Circular Economy into Construction and Demolition Waste Management. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2666016425000660
  3. Nature Scientific Reports (2025). Optimizing Recycled Aggregate Concrete Performance with Fly Ash and Fiber Additives. https://www.nature.com/articles/s41598-025-92227-x
  4. ResearchGate (2023). Sustainability Through Reuse of Materials and Components in Buildings: An Indonesian Perspective. https://www.researchgate.net/publication/370407581_Sustainability_Through_Reuse_of_Materials_and_Components_in_Buildings_An_Indonesian_Perspective

Baloi-Sei Ladi, Jl. Gajah Mada, Tiban Indah, Kec. Sekupang, Kota Batam, Kepulauan Riau 29426
(0778) 7437111
Temukan kami

Telusuri