Fakultas Kesehatan dan Sains Universitas Internasional Batam menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama mitra strategis pada Selasa, 1 Juli 2025. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid di Ruang Video Conference UIB dan dihadiri oleh berbagai mitra dari dunia industri, rumah sakit, lembaga pendidikan, serta organisasi profesi. FGD ini melibatkan dua program studi, yaitu Program Studi Biologi dan Program Studi Gizi, dengan tujuan untuk mendapatkan masukan dalam penyusunan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan tantangan lokal di wilayah Kepulauan Riau.
Kegiatan FGD ini diawali dengan sambutan dari Dekan Fakultas Kesehatan dan Sains, dr. Beatrice Cynthia Walter, Sp.GK., yang sekaligus membuka secara resmi jalannya diskusi. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan Kurikulum Berbasis Capaian Pembelajaran (Outcome Based Education/OBE) oleh Program Studi Biologi dan Program Studi Gizi, sebelum memasuki sesi diskusi interaktif antara tim dosen dan para mitra dari berbagai sektor.
Gambar 1. Suasana pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan secara hybrid (luring dan daring)
Pada sesi diskusi Program Studi Biologi, mitra dari sektor industri seperti PT Medion Farma Jaya menekankan pentingnya penguatan teknik dasar laboratorium serta pengembangan soft skills seperti critical thinking dan experimental skills melalui mini project dan studi lapang. Sementara itu, mitra dari dunia konservasi, seperti Ketua Ekowisata Bakau Serip dan Kepala UPT Kebun Raya Batam, menyarankan agar Prodi Biologi menjadi pusat edukasi konservasi hayati dan memanfaatkan potensi lokal sebagai bahan riset.
Gambar 2. Peserta FGD kegiatan secara daring melalui platform Zoom
Perwakilan dari RS Awal Bros menyampaikan pentingnya memperkuat materi embriologi dan genetika, termasuk pengenalan alat seperti PCR dan NGS yang dibutuhkan dalam praktik embriologi dan IVF. Selain itu, potensi penelitian lokal di Batam juga dianggap sangat besar dan perlu dioptimalkan oleh mahasiswa.
Sementara dalam diskusi Program Studi Gizi, Ketua DPD Persagi Kepri menyoroti pentingnya keunggulan program studi yang berbeda dengan prodi lain, seperti pengembangan gizi olahraga dan nutrigenetik. Diskusi juga menekankan pentingnya materi ASI dan gizi dalam daur kehidupan, termasuk kesiapan mahasiswa menghadapi tantangan gizi komunitas dan klinis.
Perwakilan dari rumah sakit dan puskesmas menyarankan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dan pentingnya inovasi dalam pelayanan makanan rumah sakit yang tetap lezat, menarik, dan sesuai kebutuhan pasien. Selain itu, potensi karir di bidang nutrisi estetika juga menjadi topik hangat dalam diskusi.
“Kami berharap masukan dari para mitra dapat membantu Program Studi Biologi dan Gizi Universitas Internasional Batam menjadi lebih adaptif, aplikatif, dan siap menjawab tantangan zaman,” ujar perwakilan fakultas. Ia menambahkan bahwa kerja sama berkelanjutan dengan mitra akan terus diperkuat melalui berbagai program implementatif.
Dengan terselenggaranya FGD ini, Fakultas Kesehatan dan Sains Universitas Internasional Batam menegaskan komitmennya untuk merancang kurikulum berbasis kebutuhan riil di lapangan serta membuka peluang kerja sama riset dan pengabdian masyarakat bersama mitra. Langkah ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang kompeten, profesional, dan berdaya saing tinggi.
Universitas Internasional Batam