Dampak Kebijakan Ekspor Panel Surya Indonesia Amerika Serikat: Peluang atau Tantangan?

Penulis: Ayen Sephia Dhani, S.H. (Alumni Angkatan 2021 PS-IH, Universitas Internasional Batam)

ChatGPT Image 21 Agu 2025, 10.53.59

Sumber: ChatGPT

Transisi menuju energi terbarukan kini menjadi agenda global yang tidak mungkin dihindari. Panel surya sebagai salah satu instrumen utama energi hijau, telah menjelma menjadi komoditas strategis di pasar internasional. Indonesia dengan kapasitas manufaktur yang terus berkembang, mulai memainkan peran penting dalam rantai pasok energi terbarukan dunia. Namun, dinamika perdagangan internasional khususnya kebijakan ekspor panel surya ke Amerika Serikat menjadi tantangan yang perlu dilihat tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari perspektif hukum dan sosial.

ChatGPT Image 21 Agu 2025, 10.51.46

Sumber: ChatGPT

Salah satu isu krusial adalah penerapan tarif tinggi oleh Amerika Serikat terhadap produk panel surya asal Asia, termasuk Indonesia. Kebijakan ini tidak hanya berlaku bagi produk panel surya, melainkan juga seluruh produk ekspor Indonesia yang masuk ke pasar Amerika. Tarif ini awalnya mencapai 32%, sebelum akhirnya turun menjadi 19% setelah melalui proses negosiasi. Meski lebih rendah, angka tersebut tetap memunculkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha, mengingat investasi yang ditanamkan di sektor manufaktur panel surya terbilang besar. Tarif yang tinggi berpotensi menggerus keuntungan perusahaan. Dalam konteks hukum perdagangan internasional, kebijakan ini memunculkan pertanyaan mengenai bagaimana prinsip Free and Fair Trade yang dijunjung oleh WTO (World Trade Organization) dilaksanakan. Jika kebijakan tersebut dianggap tidak adil, Indonesia berhak menempuh jalur penyelesaian sengketa sesuai aturan GATT (General Agreement on Tariffs and Trade). Namun, langkah hukum ini tentu tidak mudah, sebab hubungan diplomatik dan politik antarnegara kerap berperan besar dalam penyelesaian sengketa dagang.

Dari sisi sosial-ekonomi, dampaknya juga signifikan. Industri panel surya di Indonesia bukan hanya menopang investasi, tetapi juga menyerap ribuan tenaga kerja di kawasan industri. Hambatan ekspor yang berkepanjangan dapat berujung pada penutupan sementara pabrik, pengurangan jam kerja, hingga potensi PHK. Kondisi ini tidak hanya merugikan perusahaan, tetapi juga masyarakat sekitar yang menggantungkan hidup pada keberadaan industri tersebut. Investor pun cenderung lebih berhati-hati jika risiko perdagangan internasional terlalu besar.

Di sisi lain, situasi ini bisa menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi. Pasar domestik panel surya sejauh ini masih jauh di bawah potensi nyata yang dimiliki. Dengan terbatasnya ekspor, pemerintah bisa mempercepat adopsi energi terbarukan di dalam negeri melalui perluasan program pemasangan panel surya, pemberian insentif fiskal, dan dorongan penggunaan energi hijau di sektor industri maupun rumah tangga. Langkah ini akan menjadikan Indonesia tidak hanya produsen untuk pasar global, melainkan juga konsumen yang mandiri.

Dari perspektif hukum lingkungan, kebijakan ekspor panel surya tidak terlepas dari komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement dan target Net Zero Emission 2060. Jika pasar domestik diperkuat, justru ada peluang untuk mempercepat pencapaian target emisi nasional. Dengan demikian, isu ini bukan hanya soal perdagangan, tetapi juga menyangkut kepatuhan Indonesia terhadap norma hukum internasional di bidang lingkungan hidup.

Oleh karena itu, strategi yang tepat bagi Indonesia adalah mengedepankan dua jalur sekaligus: memperjuangkan akses pasar melalui diplomasi dagang dan instrumen hukum internasional, serta memperkuat kebijakan energi terbarukan di dalam negeri. Langkah ini akan menempatkan Indonesia dalam posisi yang lebih tangguh, tidak semata bergantung pada kebijakan negara lain. Kebijakan ekspor panel surya Indonesia-Amerika memperlihatkan bahwa hukum, ekonomi, dan lingkungan hidup saling terhubung erat. Tantangan yang muncul seharusnya tidak membuat Indonesia mundur, melainkan menjadi peluang untuk menata regulasi energi terbarukan secara lebih mandiri. Dengan strategi yang tepat, Indonesia bisa tetap menjadi pemain penting dalam energi hijau dunia, sambil memastikan pembangunan di dalam negeri tetap berkelanjutan.

Editor: Ambarwulan, S.T.

Referensi

  1. Pradnyawati, & Maheralia, R. (2025). Kebijakan Trade Remedies Amerika Serikat untuk Produk Panel Surya: Peluang dan Tantangan Ekspor Indonesia. Jurnal Cendekia Niaga, 9(1), 94–112. https://jurnal.kemendag.go.id/index.php/JCN/article/view/1034
  2. Saraswati, D. P., Darmastuti, S., Juned, M., Utami, R. A. A., & Talmullah, A. Z. (2024). Energi Terbarukan dalam Perspektif G20: Peluang dan Tantangan Negara Berkembang. JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan, 14(1), 26–48. https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jgg/article/view/38648/18750
  3. Qoniah, R. (2024). Kemitraan Strategis Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat: Menavigasi Tantangan Global dan Potensi Keunggulan Kompetitif. Jurnal Transformasi Global, 11(2), 186-204. https://transformasiglobal.ub.ac.id/index.php/trans/article/view/506/187
  4. World Trade Organization (WTO). (1994). General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) 1994. Geneva: WTO. https://www.wto.org/english/res_e/publications_e/ai17_e/gatt1994_e.htm
  5. United Nations. (2015). Paris Agreement. New York: United Nations Treaty Collection. https://treaties.un.org/pages/viewdetails.aspx?src=treaty&mtdsg_no=xxvii-7-d&chapter=27&clang=_en
  6. ANTARA: Indonesian News Agency. (2023, December 2). COP28: Indonesia berkomitmen mencapai target NZE lebih cepat dari tahun 2060. Antara News. https://en.antaranews.com/news/300021/cop28-indonesia-committed-to-achieving-nze-target-sooner-than-2060
  7. CNBC Indonesia. (2025, August 2). Lengkap! Hasil Negosiasi dan Perubahan Tarif Trump ke Puluhan Negara. https://www.cnbcindonesia.com/research/20250802061525-128-654433/lengkap-hasil-negosiasi-dan-perubahan-tarif-trump-ke-puluhan-negara

Baloi-Sei Ladi, Jl. Gajah Mada, Tiban Indah, Kec. Sekupang, Kota Batam, Kepulauan Riau 29426
(0778) 7437111
Temukan kami

Telusuri