SIEM (Security Information and Event Management): Otak Sistem Keamanan

Penulis: Muhammad Ilham Ashiddiq Tresnawan, S.T., M.S.

Sebuah gambar berisi diagram, garis, cuplikan layar, deasin

Konten yang dihasilkan AI mungkin salah.

Sumber: Pinterest

Dengan meningkatnya serangan siber yang semakin canggih dan beragam, keamanan data dan infrastruktur menjadi hal yang sangat vital bagi organisasi di seluruh dunia. Serangan seperti ransomware, phishing, dan malware dapat menyebabkan kerusakan yang sangat besar, baik dari sisi finansial maupun reputasi. Dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang ini, organisasi membutuhkan sistem yang tidak hanya dapat mendeteksi serangan, tetapi juga dapat mengelola, menganalisis, dan merespons insiden secara efisien. Salah satu solusi yang sangat efektif untuk mengelola dan merespons ancaman tersebut adalah SIEM (Security Information and Event Management).

SIEM berfungsi sebagai “otak” dari sistem keamanan yang memungkinkan organisasi untuk mengumpulkan, mengelola, menganalisis, dan merespons insiden secara real-time dari berbagai sumber data yang tersebar di seluruh jaringan. Artikel ini akan menjelaskan secara rinci mengenai SIEM, bagaimana cara kerjanya, manfaat yang ditawarkan, serta tantangan yang perlu dihadapi dalam implementasinya.

SIEM merupakan sebuah sistem yang menggabungkan dua fungsi utama dari Security Information Management (SIM) dan Security Event Management (SEM). Fungsi SIM berfokus pada pengumpulan, penyimpanan, serta pengelolaan log data keamanan untuk keperluan pelaporan dan audit. Sementara SEM memantau dan merespons peristiwa atau event keamanan yang terjadi dalam jaringan secara real-time. Ketika kedua fungsi ini digabungkan, SIEM memberikan sistem yang holistik untuk memantau, mendeteksi, dan merespons ancaman siber secara lebih efisien.

Cara kerja SIEM dimulai dengan pengumpulan data log dari berbagai sumber yang tersebar di seluruh infrastruktur IT organisasi. Sumber ini bisa berupa server, perangkat jaringan, firewall, perangkat endpoint, aplikasi, hingga sistem keamanan lainnya. Data yang dikumpulkan ini mencakup informasi terkait aktivitas pengguna, transaksi data, dan peristiwa yang terjadi dalam sistem. Setelah data terkumpul, SIEM menggunakan teknologi korelasi untuk menganalisis pola-pola yang mencurigakan yang dapat mengindikasikan potensi ancaman. Misalnya, jika terjadi banyak upaya login gagal dalam waktu yang sangat singkat, atau ada aktivitas aneh pada aplikasi yang sensitif, SIEM akan mengidentifikasi ini sebagai potensi serangan dan memberikan peringatan.

Beberapa SIEM modern juga memanfaatkan teknologi Machine Learning (ML) dan Artificial Intelligence (AI) untuk mendeteksi ancaman yang sebelumnya tidak diketahui atau lebih canggih. Hal ini memungkinkan sistem untuk secara proaktif mengidentifikasi dan mengelola ancaman, bahkan sebelum ancaman tersebut berkembang menjadi insiden yang lebih besar. Dengan menggunakan analisis berbasis data yang sangat cepat, SIEM memberi organisasi kemampuan untuk mengatasi ancaman dengan lebih sigap.

Salah satu keuntungan utama dari SIEM adalah kemampuannya untuk mendeteksi ancaman dengan cepat dan tepat. Sistem ini mampu memantau ribuan peristiwa keamanan yang terjadi dalam waktu nyata. Dengan memanfaatkan teknologi korelasi dan analisis lanjutan, SIEM dapat dengan cepat menemukan pola yang tidak biasa dan memberikan peringatan kepada tim keamanan. Ini sangat penting karena semakin cepat ancaman terdeteksi, semakin besar kemungkinan untuk mencegah atau meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan.

SIEM mengumpulkan data dari berbagai sumber yang terhubung dalam jaringan organisasi, mulai dari perangkat firewall, server, hingga aplikasi yang digunakan oleh karyawan. Sistem ini menggabungkan informasi dari berbagai titik tersebut untuk memberikan gambaran yang jelas dan terperinci mengenai apa yang sebenarnya terjadi dalam lingkungan digital organisasi. Dengan korelasi data, SIEM dapat mengidentifikasi hubungan antara insiden-insiden yang tampaknya terpisah, tetapi sebenarnya merupakan bagian dari serangan yang lebih besar.
Banyak sektor industri, terutama yang bergerak di bidang keuangan, kesehatan, dan pemerintahan, diharuskan untuk mematuhi regulasi ketat terkait dengan keamanan informasi dan perlindungan data pribadi. Beberapa regulasi yang sering dihadapi adalah GDPR, HIPAA, dan PCI-DSS. Dengan SIEM, organisasi dapat dengan mudah memenuhi kewajiban pelaporan dan audit dengan menyimpan log yang diperlukan secara terstruktur dan terperinci. Hal ini mempermudah dalam membuat laporan yang dibutuhkan untuk kepatuhan terhadap regulasi, serta memudahkan dalam melakukan audit keamanan.

SIEM tidak hanya membantu mendeteksi ancaman, tetapi juga memungkinkan organisasi untuk segera merespons insiden tersebut. Beberapa SIEM modern bahkan terintegrasi dengan Security Orchestration, Automation, and Response (SOAR), yang memungkinkan sistem untuk mengotomatisasi respons terhadap ancaman tertentu. Misalnya, jika SIEM mendeteksi aktivitas yang mencurigakan pada endpoint, sistem dapat secara otomatis mengisolasi perangkat tersebut dari jaringan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Dengan demikian, tim keamanan dapat lebih fokus pada insiden yang lebih kompleks, sementara respons otomatis membantu mencegah kerusakan lebih lanjut.

Keamanan siber tidak hanya tentang mendeteksi ancaman setelah mereka terjadi, tetapi juga memantau sistem secara terus-menerus. SIEM memungkinkan organisasi untuk memantau peristiwa dan insiden keamanan 24/7, bahkan tanpa pengawasan manusia langsung. Ini sangat penting untuk melindungi organisasi dari serangan yang mungkin terjadi di luar jam kerja atau selama akhir pekan. Dengan pemantauan yang terus-menerus, SIEM memberikan keamanan proaktif yang diperlukan untuk melindungi data dan sistem organisasi.

Meskipun memiliki banyak manfaat, implementasi dan pengelolaan SIEM tidak terlepas dari tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah volume data yang sangat besar. SIEM mengumpulkan data dalam jumlah yang sangat banyak, dan dibutuhkan kapasitas penyimpanan yang besar serta kemampuan analisis yang handal untuk memprosesnya. Selain itu, konfigurasi dan pemeliharaan yang tidak tepat dapat menyebabkan false positive atau peringatan palsu yang dapat membebani tim keamanan dengan terlalu banyak informasi yang tidak relevan.

Selain itu, SIEM juga membutuhkan tim keamanan yang terlatih agar dapat memanfaatkan potensi sistem secara maksimal. Salah satu tantangan lainnya adalah biaya implementasi yang cenderung tinggi, terutama untuk organisasi besar dengan infrastruktur IT yang kompleks. Biaya ini mencakup perangkat keras, perangkat lunak, serta pelatihan tim keamanan agar dapat mengelola sistem dengan efektif.

Secara keseluruhan, SIEM berfungsi sebagai “otak” dari sistem keamanan siber yang memungkinkan organisasi untuk memiliki visibilitas menyeluruh terhadap kondisi keamanan jaringan dan infrastruktur digital mereka. Dengan kemampuannya untuk mengumpulkan, menganalisis, dan merespons ancaman siber secara real-time, SIEM menjadi alat yang sangat penting bagi organisasi dalam menjaga data dan sistem dari ancaman yang ada.

Untuk organisasi yang ingin memperkuat deteksi ancaman, meningkatkan kepatuhan regulasi, dan memastikan respons insiden yang cepat, SIEM adalah solusi yang sangat dibutuhkan. Namun, untuk memastikan keberhasilan implementasinya, organisasi harus memiliki tim yang kompeten, strategi yang matang, dan komitmen yang berkelanjutan dalam pemeliharaan sistem.

🔍 Tertarik mendalami Teknologi Informasi? Cek Program Studi Teknologi Informasi  UIB dan pilih peminatanmu: Cloud Engineering, Smart Systems, atau Cyber Intelligence. Segera daftarkan dirimu di Pendaftran Program Sarjana Teknologi Informasi.

Editor: Ambarwulan, S.T.

Referensi

  • Gartner. (2023). Magic Quadrant for SIEM 2023.
  • Kaspersky. (2023). The Importance of SIEM in Modern Cybersecurity. Tersedia di: https://www.kaspersky.com/blog/siem-security
  • SANS Institute. (2023). SIEM Deployment Best Practices.
  • Cybersecurity & Infrastructure Security Agency (CISA). (2022). Using SIEM to Enhance Security Operations.
  • TechRadar. (2024). What is SIEM? The Backbone of Enterprise Security.
  • Forrester Research. (2023). The Future of Security Information and Event Management.
  • IBM Security. (2023). The Role of SIEM in Cyber Defense and Incident Response.
  • Mandiant. (2023). How SIEM and SOAR Integration Strengthen Cybersecurity Defense.
  • ISO/IEC 27001:2013. Information Security Management Systems Requirements.

Baloi-Sei Ladi, Jl. Gajah Mada, Tiban Indah, Kec. Sekupang, Kota Batam, Kepulauan Riau 29426
(0778) 7437111
Temukan kami

Telusuri