Penulis: Miftahul Jannah, S.Gz., M.Gz.
Foto oleh Polina Tankilevitch: Pexels
Pernah dengar tentang beras shirataki? Atau mungkin kamu sudah mencoba beras porang? Keduanya sering disebut-sebut sebagai ‘nasi diet’ yang rendah kalori dan bikin cepat kenyang. Tapi, apa benar keduanya sama? Mana yang lebih baik untuk membantu menurunkan berat badan? Dan, apa rasanya benar-benar mirip dengan nasi biasa? Kalau kamu penasaran, yuk kita bahas satu per satu perbedaannya supaya kamu nggak salah pilih.
Banyak orang mengira bahwa beras shirataki dan beras porang itu sama, karena keduanya sering digunakan sebagai pilihan nasi rendah kalori untuk diet. Padahal, keduanya punya beberapa perbedaan penting yang patut diketahui. Beras shirataki berasal dari umbi tanaman konjac (Amorphophallus konjac) yang banyak ditemukan di Jepang dan beberapa negara Asia lainnya. Sementara itu, beras porang dibuat dari umbi tanaman porang (Amorphophallus muelleri Blume), yang merupakan tanaman asli Indonesia dan kini semakin populer.
Dari sisi kandungan, baik beras shirataki maupun beras porang sama-sama kaya akan serat larut glukomanan, yaitu serat yang bermanfaat untuk menahan lapar lebih lama, membantu menurunkan berat badan, serta mendukung kesehatan penderita diabetes dan kolesterol tinggi. Menariknya, kadar glukomanan dalam beras porang umumnya lebih tinggi dibandingkan beras shirataki, sehingga rasa kenyang yang dihasilkan beras porang bisa bertahan lebih lama.
Photo by Markus Winkler on Unsplash
Perbedaan lainnya juga terlihat dari tampilan dan tekstur. Beras shirataki biasanya berwarna putih bening dan agak transparan setelah dimasak, dengan tekstur kenyal seperti jelly. Sebaliknya, beras porang memiliki tampilan yang lebih mirip nasi biasa dengan warna putih pekat dan tekstur yang lebih lembut, sehingga terasa lebih familiar di lidah orang Indonesia.
Kedua jenis beras ini sama-sama rendah kalori dan rendah karbohidrat, serta dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan menurunkan kolesterol. Namun, beras porang memiliki keunggulan tambahan karena mengandung oligosakarida, sejenis prebiotik yang bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus dan membantu memperkuat daya tahan tubuh.
Jadi, meskipun beras shirataki dan beras porang sama-sama baik untuk diet dan kesehatan, keduanya punya karakteristik dan kelebihan yang berbeda. Pemilihan keduanya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan selera masing-masing.
Editor: Ambar Wulan S.T
Referensi:
- Aryanti N, Abidin KY. EKSTRAKSI GLUKOMANAN DARI PORANG LOKAL (Amorphophallus oncophyllus dan Amorphophallus muerelli blume). 2015 Jul;11(01).
- Fiorenza Jocelyn Thelmalina, I Made Agus Gelgel Wirasuta. Potensi Amorphophallus sp. sebagai Pangan Fungsional untuk Pasien Diabetes Melitus. Pros Work dan Semin Nas Farm. 2023;1:230–43.
- Rismaya R, Ulfah M, Sulistyawati EYE, dkk. Pangan alternatif dari berbagai komoditas lokal di Indonesia [Internet]. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka; 2023 [cited 2025 Jul 2]. Available from: https://repository.ut.ac.id/10593/1/24-BU0004.pdf
Program Sarjana Gizi
Universitas Internasional Batam