Penulis: Ariel Hutapea (2412023)
Bangunan Gedung Hijau (BGH) merupakan konsep pembangunan berkelanjutan yang menekankan efisiensi energi, pengelolaan air, kualitas udara, serta pemilihan material ramah lingkungan sejak tahap perencanaan hingga pemeliharaan bangunan. Di tengah meningkatnya konsumsi energi global yang mencapai 40% dan emisi gas rumah kaca hingga 30% dari sektor bangunan (UNEP), penerapan BGH menjadi kebutuhan mendesak untuk mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Di Indonesia, upaya ini diperkuat melalui Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau yang mendorong penerapan desain hemat energi. Studi kasus Plaza Mandiri menunjukkan keberhasilan penerapan BGH, di mana konsumsi energi berhasil ditekan hingga 31,6% melalui program retrofit pada sistem pendingin, pencahayaan, dan transportasi vertikal.
Efisiensi energi dalam BGH juga didukung teknologi modern seperti Building Automation System (BAS), Variable Refrigerant Flow (VRF), Building Information Modeling (BIM), serta metode Design–Build dan Integrated Project Delivery (IPD). Integrasi desain hijau dengan teknologi ini terbukti mampu mempercepat proses konstruksi, mengurangi biaya, serta meningkatkan koordinasi antar pemangku kepentingan. Studi pembangunan Twin Tower Universitas Diponegoro bahkan membuktikan penghematan energi hingga 25%, pengurangan penggunaan air 40%, dan efisiensi biaya konstruksi sebesar 7%.
Secara strategis, penerapan BGH dan efisiensi energi bertujuan untuk menekan biaya operasional jangka panjang, mengurangi emisi karbon, meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni, serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Selain itu, inovasi ini juga diharapkan mampu meningkatkan daya saing sektor konstruksi di Indonesia melalui pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan praktisi, konsep Bangunan Gedung Hijau diharapkan dapat menjadi fondasi utama pembangunan masa depan yang tidak hanya hemat energi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Editor: Ambarwulan, S.T.
Referensi
- Maulana, R. P., & dkk. (2023). Penilaian kinerja bangunan gedung hijau pada tahap pelaksanaan konstruksi sesuai PERMEN PUPR No. 21/2021. Jurnal Konstruksia. Diakses dari https://jurnal.umj.ac.id/index.php/konstruksia/article/view/22866
- Prasustiawan, E. D., & dkk. (2023). Perbandingan kriteria penilaian bangunan gedung hijau antara Greenship GBCI dan Permen PUPR No. 21 Tahun 2021. Prosiding SEMSINA. Diakses dari https://ejournal.itn.ac.id/index.php/semsina/article/view/7979
- Rofiq, M. W. A. (2023). Analisis perancangan eco friendly house berdasarkan Permen PUPR No.21 Tahun 2021 (Prototype Rumah 1 & 2 Lantai). Jurnal Qua Teknika. Diakses dari https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/qua/article/view/4078
- Widhiawati, I. A. R., & dkk. (2023). Penerapan bangunan gedung hijau pada proyek konstruksi di Gianyar. Jurnal Spektran. Diakses dari https://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/article/view/102977
- Prabarani, I. R., & dkk. (2023). BIM’s role in Indonesia’s green buildings: Benefits, challenges, and stakeholder preferences. DIMENSI: Journal of Architecture and Built Environment. Diakses dari https://dimensi.petra.ac.id/index.php/ars/article/view/29967
- Pambudi, R., & Suprahman, H. (2023). Systematic literature review: Peranan metode BIM dalam integrated project delivery (IPD) untuk mengoptimalkan konstruktabilitas proyek. Jurnal Teknik Sipil. Diakses dari https://journals.itb.ac.id/index.php/jts/article/view/24607
- Firmansyah, A. R., & dkk. (2023). Redesain perancangan gedung untuk memenuhi standar bangunan gedung hijau berkelanjutan berbasis BIM. Jurnal Arsitektur Universitas Jember. Diakses dari https://journal.unej.ac.id/JIAMPI/article/view/846
