Apa itu IDS dan IPS dalam keamanan jaringan?

Penulis: Romario Galiano (2432085)

Sumber: ChatGPT

Dalam dunia keamanan siber, menjaga jaringan dari serangan dan akses tidak sah merupakan tantangan utama. Dua istilah yang sering muncul dalam konteks ini adalah IDS dan IPS keduanya penting tetapi memiliki peran dan mekanisme yang berbeda. IDS adalah sistem yang dirancang untuk memantau lalu-lintas jaringan atau aktivitas sistem guna mendeteksi adanya perilaku atau pola yang mencurigakan. IPS, di sisi lain, tidak hanya mendeteksi tetapi juga mengambil tindakan otomatis untuk menghentikan atau membatasi serangan yang terdeteksi. Memahami perbedaan antara keduanya, serta bagaimana dan kapan digunakan, sangat penting agar organisasi dapat membangun strategi keamanan yang efektif.

Intrusion Detection System (IDS) bekerja sebagai pengamat jaringan: sistem ini menerima salinan lalu-lintas atau aktivitas sistem, menganalisisnya berdasarkan pola serangan yang dikenal (“signature”) atau berdasarkan perilaku normal yang kemudian dianggap menyimpang (“anomaly”), kemudian apabila mendeteksi sesuatu yang mencurigakan, akan menghasilkan pemberitahuan atau log kepada tim keamanan. Sistem ini bersifat pasif, karena tidak mengubah aliran trafik, melainkan hanya melapor.
Sementara itu, Intrusion Prevention System (IPS) merupakan sistem yang berada di jalur utama lalu-lintas jaringan (inline) dan ketika mendeteksi ancaman akan secara langsung bertindak seperti memblokir paket, menutup sesi TCP, memutus koneksi atau menolak trafik dari sumber tertentu. Dengan demikian, IPS memiliki fungsi deteksi dan respons langsung terhadap aktivitas berbahaya.

Salah satu perbedaan paling mencolok antara IDS dan IPS adalah bagaimana mereka menanggapi lalu-lintas yang dianggap berbahaya. IDS hanya memberikan peringatan, tanpa menghentikan trafik; maka jika serangan sedang berlangsung, pengguna harus bereaksi setelah menerima alert. IPS, sebaliknya, aktif dalam mengintervensi begitu mengenali pola indikasi serangan, ia segera mengambil aksi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Penempatan juga berbeda: IDS biasanya ditempatkan di luar jalur utama trafik (out-of-band), misalnya di belakang firewall atau pada port mirror, sehingga tidak menghambat performa jaringan. Sedangkan IPS diposisikan inline setiap paket harus melewati IPS sebelum menuju sumber daya penting sehingga memungkinkan aksi otomatis namun juga berisiko memunculkan latensi atau titik kegagalan jika sistem tidak dikelola dengan baik.

Baik IDS maupun IPS membangun kemampuan deteksi berdasarkan metode-metode kunci:

  • Deteksi berbasis tanda tangan (signature-based), yakni membandingkan trafik dengan pola serangan yang telah diketahui.
  • Deteksi berbasis anomali (anomaly-based), yaitu menetapkan baseline aktivitas normal dan menandai deviasi besar dari pola tersebut.
  • Analisis protokol atau stateful protocol analysis, di mana sistem memeriksa status sesi komunikasi untuk mendeteksi aktivitas yang menyimpang dari protokol normal.
    Dengan metode-metode ini, IDS dan IPS mampu mengenali baik serangan yang telah dikenali maupun potensi serangan baru, meskipun jenis tertentu seperti exploit zero-day atau serangan terenkripsi tetap menimbulkan tantangan.

Penempatan sistem sangat mempengaruhi efektivitas dan dampaknya terhadap jaringan. IDS secara umum dipasang di area yang memungkinkan pengawasan lalu-lintas tanpa risiko mengganggu aliran data, misalnya di belakang firewall atau di segment monitoring. Karena bersifat pasif, ia tidak menimbulkan overhead besar. IPS umumnya dipasang setelah firewall atau sebagai bagian dari solusi firewall generasi lanjut (Next-Generation Firewall/NGFW), sehingga dapat memblokir trafik sebelum mencapai server atau sistem penting. Integrasi antara firewall, IDS, dan IPS membentuk sistem pertahanan berlapis (defense-in-depth) yang kuat firewall memfilter dasar, IDS memantau, IPS menghentikan.

IDS memberikan keuntungan berupa visibilitas besar terhadap aktivitas jaringan, membantu analisis forensik, audit kepatuhan, dan pemahaman pola ancaman. Namun, karena tidak menghentikan trafik secara otomatis, reaksi terhadap serangan dapat terlambat dan tergantung manusia.
IPS menawarkan perlindungan aktif dan otomatis, memungkinkan respons cepat terhadap serangan yang sedang berlangsung. Tetapi tantangannya adalah potensi false-positive yang bisa memblokir trafik sah, atau kesalahan konfigurasi yang dapat memicu gangguan operasional. Selain itu, karena harus menganalisis semua trafik secara inline, performa jaringan bisa terpengaruh jika sistem tidak dioptimalkan.

Pilihan sistem bergantung pada profil risiko organisasi, toleransi terhadap gangguan, dan sumber daya teknis. Jika organisasi membutuhkan pengawasan kuat dan tidak tahan terhadap gangguan otomatis, maka penggunaan IDS sebagai sistem monitoring bisa tepat. Jika organisasi tidak dapat mentolerir kecelakaan keamanan atau intrusi apa pun, penggunaan IPS atau kombinasi IDS+IPS menjadi pilihan yang lebih aman. Banyak pakar menyarankan penggunaan kedua sistem secara bersamaan IDS memberikan insight mendalam dan catatan untuk investigasi, sedangkan IPS memberikan perlindungan aktif sehingga membentuk strategi keamanan komprehensif.

IDS dan IPS juga penting dalam konteks regulasi keamanan seperti standar pembayaran kartu (PCI DSS) dan perlindungan data pribadi (misalnya GDPR). Banyak standar keamanan mengharuskan adanya sistem yang mendeteksi dan/atau mencegah intrusi ke jaringan. Selain itu, log dan alarm yang dihasilkan oleh IDS/IPS membantu organisasi melakukan investigasi pasca-insiden dan menunjukkan bahwa kontrol keamanan sudah diterapkan.

Teknologi IDS/IPS terus berevolusi seiring tantangan keamanan yang berubah cepat. Integrasi kemampuan machine learning dan analisis perilaku memungkinkan deteksi yang lebih baik terhadap serangan baru dan anomali tersembunyi. Sistem berbasis cloud dan arsitektur virtualisasi kini memungkinkan deployment IDS/IPS sebagai bagian dari fungsi jaringan virtual (virtualized network functions) di lingkungan seperti 5G dan IoT. Selain itu, banyak solusi yang menggabungkan fungsi IDS dan IPS menjadi satu sistem (IDPS) untuk mengurangi kompleksitas operasional.

IDS dan IPS adalah dua komponen penting dalam arsitektur keamanan jaringan modern. IDS berperan sebagai pengamat yang memberi peringatan ketika trafik menunjukkan indikasi ancaman, sedangkan IPS bertindak sebagai pelindung aktif yang menghentikan serangan sebelum mereka menyebar. Masing-masing mempunyai keunggulan dan keterbatasan, dan dalam banyak kasus, penggunaan keduanya secara bersama-sama merupakan strategi terbaik. Dalam dunia cyber yang semakin canggih dan cepat berubah, memahami, menempatkan, dan mengelola IDS dan IPS secara tepat menjadi salah satu fondasi penting bagi keamanan jaringan yang tangguh.

🔍 Tertarik mendalami Teknologi Informasi? Cek Program Studi Teknologi Informasi  Universitas Internasional Batam dan pilih peminatanmu: Cloud Engineering, Smart Systems, atau Cyber Intelligence. Segera daftarkan dirimu di Pendaftran Program Sarjana Teknologi Informasi.

Editor: Ambarwulan, S.T.

Referensi

Baloi-Sei Ladi, Jl. Gajah Mada, Tiban Indah, Kec. Sekupang, Kota Batam, Kepulauan Riau 29426
(0778) 7437111
Temukan kami

Telusuri