Serangan Zero-Day: Mengapa Begitu Sulit Dihadapi?

Penulis: Zaynulia Afifa (2331033)

Sumber: ChatGPT

keamanan komputer. Istilah “Zero-Day” merujuk pada serangan yang memanfaatkan kerentanannya sistem atau perangkat lunak yang belum diketahui atau tidak diidentifikasi oleh pengembangnya. Serangan ini sangat sulit dihadapi karena pihak yang terlibat dalam serangan tersebut memanfaatkan celah yang belum diketahui, dan karena itu tidak ada perbaikan atau pembaruan yang tersedia untuk melindungi sistem dari potensi risiko. Dalam banyak kasus, penyerang menggunakan celah ini untuk mengeksploitasi data, perangkat, atau aplikasi untuk tujuan merusak atau mencuri informasi.

Serangan ini dinamakan “Zero-Day” karena pada saat celah tersebut ditemukan dan dimanfaatkan oleh penyerang, pengembang atau pembuat perangkat lunak tidak memiliki waktu untuk merilis perbaikan atau patch untuk memperbaikinya mereka memiliki “nol hari” untuk mengatasi masalah tersebut. Akibatnya, sistem yang rentan terhadap jenis serangan ini dapat terpapar risiko dalam waktu yang cukup lama sebelum perbaikan dibuat.

Salah satu tantangan utama dalam menghadapi serangan Zero-Day adalah ketidakmampuan untuk mendeteksi atau mengidentifikasi celah yang ada sebelum serangan terjadi. Sebagian besar sistem keamanan dan perangkat lunak antivirus didesain untuk mengenali pola serangan berdasarkan ancaman yang sudah diketahui. Namun, serangan Zero-Day memanfaatkan kerentanannya yang belum ditemukan, yang berarti perangkat lunak atau sistem keamanan yang ada tidak dapat memberikan peringatan dini atau perlindungan terhadap serangan ini. Karena itu, penyerang dapat mengeksploitasi sistem tanpa terdeteksi selama periode yang cukup lama.

Selain itu, serangan ini sering terjadi dengan cepat. Saat penyerang mengetahui adanya celah, mereka dapat segera mengeksploitasi kerentanannya sebelum pengembang perangkat lunak atau penyedia sistem memiliki kesempatan untuk merilis pembaruan. Ketidakmampuan untuk segera merilis patch menyebabkan keterlambatan yang mempersulit mitigasi serangan, memberi waktu kepada penyerang untuk memanfaatkan celah tersebut.

Serangan Zero-Day juga memiliki kemampuan untuk menyebar dengan sangat cepat. Banyak perangkat lunak yang digunakan oleh berbagai organisasi dan individu memiliki kesamaan dalam arsitektur atau perangkat keras, yang artinya satu jenis kerentanan dapat berpengaruh pada berbagai sistem yang ada. Dalam waktu singkat, banyak sistem bisa terpengaruh, yang tentu saja meningkatkan dampak keseluruhan dari serangan tersebut.

Lebih lanjut, deteksi serangan Zero-Day juga sangat sulit dilakukan. Banyak sistem keamanan, seperti perangkat lunak antivirus dan alat pemantauan lainnya, bergantung pada tanda atau pola yang telah diketahui dari ancaman sebelumnya. Namun, karena serangan Zero-Day memanfaatkan kerentanannya yang belum diketahui, sistem keamanan tradisional sering kali gagal mendeteksi aktivitas berbahaya yang sedang berlangsung. Hal ini memungkinkan penyerang untuk melakukan eksploitasi tanpa terdeteksi dalam waktu yang lama.

Tidak hanya itu, biaya yang diperlukan untuk menanggulangi serangan Zero-Day juga sangat tinggi. Mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan yang dimanfaatkan dalam serangan Zero-Day memerlukan pengembangan patch yang sering kali memakan waktu, tenaga, dan biaya yang besar. Selain itu, bagi organisasi yang terkena dampak, pemulihan setelah serangan Zero-Day bisa sangat mahal, terutama jika data atau sistem penting telah dicuri atau dihancurkan. Perusahaan juga harus menghabiskan banyak sumber daya untuk memperbaiki kerusakan reputasi yang terjadi setelah serangan.

Menanggapi ancaman Zero-Day membutuhkan pendekatan yang lebih proaktif dan komprehensif. Meskipun kita tidak dapat sepenuhnya menghindari kerentanannya yang belum terdeteksi, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan dampak dari serangan ini

Pembaruan dan Pemeliharaan Perangkat Lunak yang Teratur sangat penting untuk meminimalkan risiko. Pengembang perangkat lunak secara rutin merilis pembaruan yang menyertakan perbaikan untuk kerentanannya yang diketahui. Meskipun pembaruan ini tidak bisa mencegah semua serangan, menjaga perangkat lunak tetap terbarui dapat mengurangi kemungkinan serangan Zero-Day yang dapat dieksploitasi.

Pemantauan Keamanan yang Aktif dan Canggih juga sangat diperlukan. Sistem pemantauan yang canggih, yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (machine learning), dapat membantu mengidentifikasi pola yang tidak biasa atau mencurigakan dalam aktivitas sistem. Ini membantu mendeteksi ancaman lebih awal meskipun eksploitasi Zero-Day belum diketahui sebelumnya.

Menggunakan Sistem Keamanan Berlapis memberikan perlindungan tambahan. Sistem keamanan yang tidak hanya bergantung pada satu mekanisme, seperti perangkat lunak antivirus, tetapi juga pada firewall, segmentasi jaringan, deteksi anomali, dan enkripsi, dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap serangan yang belum diketahui.

Pelatihan Pengguna dan Kesadaran Keamanan sangat penting untuk mengurangi risiko. Mengedukasi pengguna tentang potensi ancaman Zero-Day dan pentingnya menjaga kebijakan keamanan yang ketat dapat mengurangi peluang. Pengguna yang terlatih dapat lebih berhati-hati terhadap email phishing, situs web berbahaya, atau program mencurigakan yang dapat digunakan oleh penyerang untuk mengeksploitasi kerentanannya.

Kolaborasi Global dalam Keamanan Siber sangat penting dalam mendeteksi dan mengatasi serangan Zero-Day dengan lebih cepat. Pertukaran informasi yang lebih baik antara negara, perusahaan, dan organisasi keamanan dapat membantu mempercepat deteksi dan respons terhadap serangan yang belum diketahui.

🔍 Tertarik mendalami Teknologi Informasi? Cek Program Studi Teknologi Informasi  UIB dan pilih peminatanmu: Cloud Engineering, Smart Systems, atau Cyber Intelligence. Segera daftarkan dirimu di Pendaftran Program Sarjana Teknologi Informasi.

Editor: Ambarwulan, S.T.

Referensi

  1. Smith, J., & Patel, S. (2023). Understanding Zero-Day Exploits: A Comprehensive Analysis. Journal of Cybersecurity, 14(3), 112-126.
  2. Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA). (2024). Zero-Day Vulnerabilities and Mitigation Strategies. Available at: https://www.cisa.gov/zeroday
  3. National Cyber Security Centre (NCSC). (2023). The Challenge of Detecting and Mitigating Zero-Day Threats. Available at: https://www.ncsc.gov.uk/zeroday
  4. IBM Security. (2023). Combating Zero-Day Attacks: An Evolving Threat Landscape. IBM Cybersecurity Insights. Available at: https://www.ibm.com/security/zeroday
  5. Jones, R., & Moore, L. (2023). Proactive Defense Against Zero-Day Attacks. International Journal of Information Security, 11(2), 95-110.
  6. National Institute of Standards and Technology (NIST). (2024). Securing Systems Against Zero-Day Vulnerabilities. Available at: https://www.nist.gov/zeroday
  7. Verizon Business. (2024). The Role of Zero-Day Exploits in Cybercrime. Available at: https://www.verizon.com/business/resources/reports/zero-day

Baloi-Sei Ladi, Jl. Gajah Mada, Tiban Indah, Kec. Sekupang, Kota Batam, Kepulauan Riau 29426
(0778) 7437111
Temukan kami

Telusuri