Teknologi Beton Ramah Lingkungan (Green Concrete)

Penulis: Ade Jaya Saputra, S.T., M.Eng.

Beton merupakan salah satu material konstruksi yang paling banyak digunakan di dunia. Hampir semua infrastruktur—mulai dari jalan raya, jembatan, hingga gedung pencakar langit—mengandalkan beton sebagai tulang punggung kekuatan struktur. Namun, di balik ketangguhannya, industri beton juga menjadi penyumbang signifikan terhadap emisi karbon dunia, terutama dari proses produksi semen yang menghasilkan gas CO₂ dalam jumlah besar.

Untuk menjawab tantangan tersebut, lahirlah konsep beton ramah lingkungan atau dikenal dengan istilah green concrete. Teknologi ini hadir sebagai inovasi untuk mengurangi dampak negatif beton konvensional terhadap lingkungan, tanpa mengorbankan kualitas dan kekuatan struktur yang dihasilkan.

Apa Itu Green Concrete?

Green concrete adalah jenis beton yang diproduksi dengan memanfaatkan bahan-bahan ramah lingkungan, daur ulang, atau pengganti sebagian material utama beton, seperti semen, pasir, dan kerikil. Tujuannya adalah mengurangi penggunaan sumber daya alam baru sekaligus menekan emisi karbon dalam proses produksinya.

Sumber: Sakshi Chem Sciences

Beberapa ciri khas green concrete antara lain:

  • Menggunakan bahan pengganti semen, seperti fly ash, slag, atau silica fume.
  • Memanfaatkan agregat daur ulang dari limbah konstruksi.
  • Mengurangi konsumsi energi dalam proses produksinya.
  • Meningkatkan daya tahan beton agar umur bangunan lebih panjang.

Mengapa Green Concrete Penting?

Industri konstruksi menyumbang lebih dari 7% emisi CO₂ global. Dengan beralih pada beton ramah lingkungan, ada beberapa manfaat besar yang bisa dicapai, antara lain:

  1. Mengurangi Jejak Karbon – Produksi semen dapat ditekan dengan pemakaian material alternatif.
  2. Efisiensi Sumber Daya – Limbah konstruksi dapat diolah kembali menjadi material beton baru.
  3. Umur Bangunan Lebih Panjang – Green concrete dirancang lebih tahan terhadap keretakan, cuaca ekstrem, dan korosi.
  4. Dukungan pada Sustainable Development Goals (SDGs) – Khususnya dalam aspek pembangunan infrastruktur berkelanjutan.

 

Tantangan dalam Penerapan Green Concrete

Meski menjanjikan, penerapan beton ramah lingkungan masih menghadapi beberapa hambatan:

  • Biaya Awal Lebih Tinggi – Teknologi baru dan bahan alternatif masih terbatas di pasaran.
  • Kurangnya Standar Teknis – Belum semua negara, termasuk Indonesia, memiliki regulasi teknis yang jelas untuk green concrete.
  • Kurangnya SDM Terlatih – Diperlukan tenaga ahli yang memahami cara produksi, pengujian, dan implementasi green concrete di lapangan.

 

Peluang Masa Depan

Di tengah tantangan global terkait perubahan iklim, green concrete justru menjadi peluang emas bagi industri konstruksi. Dengan penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pelopor dalam penggunaan material ramah lingkungan. Kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah sangat penting untuk mempercepat adopsi teknologi ini.

Editor: Ambarwulan, S.T.

Baloi-Sei Ladi, Jl. Gajah Mada, Tiban Indah, Kec. Sekupang, Kota Batam, Kepulauan Riau 29426
(0778) 7437111
Temukan kami

Telusuri